Ketika Akhirnya Aku Harus Pergi
Ketika akhirnya aku memutuskan untuk pergi. Bukan tanpa alasan, bukan tanpa pertimbangan. Hanya saja aku merasa mulai lelah. Aku memutuskan untuk berhenti sejenak, agar aku mempunyai tenaga baru untuk mulai melangkah menuju arah yang kutuju.
Aku pergi bukan karena aku tidak suka, atau karena aku mulai bosan, atau karena aku tidak mencintai mereka. Hanya saja, aura yang terpancar membuatku lelah, menyerap habis semua tenaga yang kupunya, bahkan untuk bernapas pun aku mulai kepayahan.
Dan jika sekarang, ketika akhirnya aku melangkahkan kaki melewati pintu ruang kecil itu, aku merasakan atmosfer baru, sesuatu yang membuat jiwaku kembali bergolak. Segala kerinduanku mulai terpuaskan. Dan aku merasa menjadi diriku sendiri.
Ya, sudah saatnya kucari kebahagiaanku. Sudah saatnya aku memuaskan jiwaku. Sudah saatnya aku memulai semua impianku.
Ya, orang memang harus tidur untuk dapat bermimpi. Tapi untuk mewujudkannya ia harus bangun. Dan kini saatnya aku harus bangun.
9 tahun....bukanlah waktu yang sebentar untuk sebuah kebersamaan. Bukanlah rentang waktu yang pendek untuk menumbuhkan rasa cinta yang begitu besar. Yaaa.....aku mencintai mereka. Sangat mencintai, malah......
Namun, 9 tahun......adalah waktu yang cukup untuk belajar, mengenal, hingga akhirnya memutuskan.
Ya, akhirnya aku memutuskan untuk pergi.......
Terima kasih.......untuk waktu-waktu yang kita gunakan bersama untuk sama-sama mengenal satu sama lain. Untuk sama-sama menimba ilmu, dan saling berbagi ilmu.
Mungkin ada banyak waktu yang membuatku merasa sebal di rentang 9 tahun itu.... namun tak kupungkiri, ada banyak cinta juga yang kurasakan, perasaan bahagia ketika saling berbagi.
Dan aku....pasti akan merindukan semua itu.
Sekarang, aku harus pergi.....
Tapi jalinan kasih dan cinta di antara kita semua tak akan pernah kulupakan.
Karena aku masih membawa kita kalian semua........di hatiku.
Selamat tinggal, kawan.......
Aku mencintai kalian.
(Solo, 4 Juli 2013)
Aku pergi bukan karena aku tidak suka, atau karena aku mulai bosan, atau karena aku tidak mencintai mereka. Hanya saja, aura yang terpancar membuatku lelah, menyerap habis semua tenaga yang kupunya, bahkan untuk bernapas pun aku mulai kepayahan.
Dan jika sekarang, ketika akhirnya aku melangkahkan kaki melewati pintu ruang kecil itu, aku merasakan atmosfer baru, sesuatu yang membuat jiwaku kembali bergolak. Segala kerinduanku mulai terpuaskan. Dan aku merasa menjadi diriku sendiri.
Ya, sudah saatnya kucari kebahagiaanku. Sudah saatnya aku memuaskan jiwaku. Sudah saatnya aku memulai semua impianku.
Ya, orang memang harus tidur untuk dapat bermimpi. Tapi untuk mewujudkannya ia harus bangun. Dan kini saatnya aku harus bangun.
9 tahun....bukanlah waktu yang sebentar untuk sebuah kebersamaan. Bukanlah rentang waktu yang pendek untuk menumbuhkan rasa cinta yang begitu besar. Yaaa.....aku mencintai mereka. Sangat mencintai, malah......
Namun, 9 tahun......adalah waktu yang cukup untuk belajar, mengenal, hingga akhirnya memutuskan.
Ya, akhirnya aku memutuskan untuk pergi.......
Terima kasih.......untuk waktu-waktu yang kita gunakan bersama untuk sama-sama mengenal satu sama lain. Untuk sama-sama menimba ilmu, dan saling berbagi ilmu.
Mungkin ada banyak waktu yang membuatku merasa sebal di rentang 9 tahun itu.... namun tak kupungkiri, ada banyak cinta juga yang kurasakan, perasaan bahagia ketika saling berbagi.
Dan aku....pasti akan merindukan semua itu.
Sekarang, aku harus pergi.....
Tapi jalinan kasih dan cinta di antara kita semua tak akan pernah kulupakan.
Karena aku masih membawa kita kalian semua........di hatiku.
Selamat tinggal, kawan.......
Aku mencintai kalian.
(Solo, 4 Juli 2013)
Komentar
Posting Komentar