Ketika Mereka Sudah Tak Sejalan
Sudah lama tidak menulis di blog ini. *brb bersih-bersih blog*
Biasanya jam segini saya sedang disibukkan oleh kegiatan saya sebagai IRT heitz masa kini *apase*
Karena ternyata kegiatan IRT itu ngga ada habisnya, gaes....
Tapi kenapa pagi ini saya bisa selow banget duduk manis di depat laptop sembari makan roti keju dan minum segelas (besar) teh panas? Semua ini disponsori oleh suami yang sedang dinas luar kota.
Baiklah kembali lagi ke bahan yang akan saya tulis pagi ini ya, gaes.... Biar ngga ngladrah ke mana-mana. :)
Saya mulai dengan membagikan sebuah foto :
Jadi, saya secara tidak sengaja membuat tali sandal saya yang sebelah kiri putus. Ngga bisa dipake lagi dong?
Nah, secara ngga sengaja, saya menemukan sepasang saya saya yang lain yang ternyata juga mengalami nasi\b yang sama, hanya saja tali sebelah kanan yang putus.
Akhirnya, sebagai orang yang hemat dan bersahaja, rajin dan gemar menabung, saya menggabungkan kedua pasang sandal tersebut menjadi sepasang sandal baru....yang tentu saja ngga matching, tapi masih bisa berjasa sebagai alas kaki. (pinter banget ya saya.......*selftoyor*)
Melihat kedua pasang sandal itu, saya berpikir....benarkah segala sesuatu yang sudah rusak harus dibuang? Tidak bisakah tetap berjalan?
Dua orang bersahabat erat, sangat erat. Saling membantu ketika membutuhkan, tertawa bersama, dan saling mengasihi. Ketika salah satu melukai perasaan yang lain, tidak bisakah kasih yang sudah ada di antara mereka mendamaikannya?
Haruskah persahabatan yang sudah terjalin sekian lama putus saya karena tali sandal yang putus? Apakah tidak bisa mereka kembali berjalan bersama?
Bukankah kita diajari untuk mengasihi musuh kita? Musuh yang berbuat jahat kepada kita saja, Tuhan ingin agar kita mengasihinya..... Apalagi ini.......sahabat. Orang dekat yang pernah berbagi kasih dengan kita.
Tuhan sudah mengampuni kita, apakah begitu sulit untuk mengampuni orang yang bersalah kepada kita?
Semoga, kita bisa menjadi manusia yang bisa mengampuni orang lain yang bersalah kepada kita, sebagaimana kita sudah lebih dulu diampuni oleh Dia.
Komentar
Posting Komentar