Angan Terhilang

"Siapa kamu?"
Pertanyaan yang paling menusuk dari sebuah perjumpaan tanpa sengaja.
Haruskah kujawab bahwa aku adalah masa lalu yang sedang kau lupakan?
Aku berharap seperti itu kejadiannya. Namun nyatanya tidak. Karena sebuah penyakit sedang bersemanyam dalam ragamu, dan ia mengambil semua ingatanmu, juga kenangan tentang kita.
Menatap matamu yang kosong itu terasa bagai sembilu menyayat hati. Pedih dan perihnya sempurna.

Lalu sebersit senyum tergambar samar di bibirmu, "Apakah aku mengenalmu?"
Lagi-lagi aku tak mampu menjawabnya.
Lidahku kelu dan sesak di dada ini membuat semua inderaku bagai mati. Aku tak merasakan apa-apa lagi, kecuali sedih yang teramat sangat.
Jika memang ingatanmu akanku mulai menghilang, aku pun berharap begitu pula dengan sakitmu, Kalinda.
Biarlah bayangku pun kau lupakan, tapi lekaslah sembuh, walau aku tahu itu sulit.
Biarlah saat terakhir kita tertawa bersama dalam peluk yang penuh rindu itu menjadi saat paling indah tentang kita yang akan selalu terpatri dalam angan.
Setidaknya untukku.

Kalasan, 5 Januari 2017
Ketika hujan turun begitu deras.

#johanaocta
#aktifmenulis2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dongeng : Rahasia Hati Yupitra

Sebuah Cerita : Tentang Sebuah Cinta

Dongeng : Ketika Matahari dan Bulan Saling Mencintai