LUPA

Ada yang lupa menaruh hati di mana, ada yang lupa pernah meninggalkan hati di siapa, ada yang lupa pernah membawa hati ke mana, dan juga ada yang lupa pernah melukai hati hingga sesaknya masih terasa.

Ah, abaikan prolog tadi.

Saya hanya ingin berbicara perihal lupa.
Ada yang pernah bilang untuk fasih tentang sesuatu kita perlu latihan dan harus rajin melakukan.
(Mungkin seperti kamu juga ya, udah latihan berapa lama untuk mematahkan hati seseorang?).
Lagi-lagi saya nglantur.

Sebenarnya saya hanya ingin bercerita, hari ini tepat satu minggu saya tidak menulis apa pun. Bahkan membangkitkan niat menulis saja, rasanya enggan. Berbeda dengan ketika mengundang kenangan hadir di angan. #eh
Dan ternyata, dari kemalasan saya itu berbuah sepat, loh.
('Kok sepat? Kenapa ngga pahit?' tanya netizen. 'Karena salak walau kadang sepat, masih ada yang mau makan,' jawab Song He Kyo.)
Duh, lagi-lagi saya melantur.

Kembali ke kamu. Iya, Kamu. *abaikan*

Ternyata saya mengalami ke'sepat'an yang saya ciptakan dari kemalasan saya merangkai kata.
Saya jadi lupa cara menulis.
Saya lupa bagaimana merangkai kata.
Saya lupa bagaimana menuang aksara yang menari liar di kepala.
Saya lupa.
Dan itu rasanya 'sepat' sekali.
Untung saya masih ingat Kamu.

Demikian curhatan ambigu dari mantannya Heo Joon Jae.

Kalasan, 27 Januari 2017
#johanaocta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dongeng : Rahasia Hati Yupitra

Sebuah Cerita : Tentang Sebuah Cinta

Dongeng : Ketika Matahari dan Bulan Saling Mencintai