Menorehkan Rasa

Menggoreskan pena bagi seorang penulis adalah kegiatan paling mencandu, menggairahkan, hingga diperoleh kenikmatan yang tak bisa dilukiskan. Bercumbu dan bercinta dengan aksara itu indah. Apalagi jika kemudian kita bisa melahirkan bayi-bayi dengan perangai dan sifat yang berbeda. Aah, indahnyaaa ... .
.
Menorehkan rasa lewat puisi atau cerita itu sejatinya adalah kejujuran yang tertuang dari gelora rasa, kegelisahan yang tersembunyi di sudut hati, juga olahan pemikiran dalam benak. Jadi tak perlu ragu beraksara. Tulislah karya sesuai dengan kejujuran hatimu.

Lalu, mengapa kebanyakan karya berisi tentang cinta?
Karena rasa itulah yang pasti dimiliki oleh semua insan di dunia. Setiap manusia memiliki cinta. Cinta yang beraneka ragamnya.
Adalah suatu kebohongan jika lidah mengaku tak pernah rasakan cinta.
Cinta tak melulu perihal tautan hati dua lawan jenis yang saling ingin memiliki.
Cinta itu luas. Ada yang cinta kekasih hatinya, Tuhannya, anaknya, negerinya, bukunya, hewan peliharaannya, rokoknya, perjalanan, dan ... ... ahh takkan habis jika kita bicara perihal cinta. Bahkan hasratmu dalam menggauli aksara adalah wujud dari cinta.

Jadi, tak perlu resah jika kau tak bisa menulis perihal 'cinta yang biasa' , yang menurutmu tak pernah kaurasa, tulis saja perihal kecintaanmu yang lain.
Cinta, yang membuatmu membaca tulisan ini hingga pada titik di akhir kalimat.

Jadi, jujurlah pada diri. Dan menuliskan sesuai apa yang kau ingini. Goreskan saja rasa yang kau miliki, karena itulah kejujuran rasa dan aksaramu.

Selamat Kamis.
Selamat merangkai aksaramu penuh cinta.

Kalasan, 16 Februari 2017
Instagram : @jo_dan_kata
#johanaocta,
yang akhir-akhir ini jatuh cinta pada yogurt tapi meyakini bahwa yogurt lebih enak diminum daripada dituangkan menjadi tulisan. *abaikan*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dongeng : Rahasia Hati Yupitra

Sebuah Cerita : Tentang Sebuah Cinta

Dongeng : Ketika Matahari dan Bulan Saling Mencintai