Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Love is Coming

Gambar
Sang pengembara pulang. Hatinya mulai lelah mencari. Ia ingin sejenak berhenti dari perjalanan panjangnya. Jiwanya mulai terasa kering, raganya meletih, dan pikirannya pun mulai berkaru. Bagai tanah kering yang merindu derasnya hujan, demikianlah ia saat ini. Lalu seorang sahabat datang. Tanpa pamrih memberi kesejukan. Didengarnya tiap keluh tanpa kesah. Dia hanya memberi tanpa mengharap balasan. Mereka pun mulai berbagi beban juga rasa yang tersimpan begitu dalam. Tetiba sang pengembara tersadar, bahwa yang dicarinya di seberang lautan, sesungguhnya ada begitu dekat dengannya sekarang. Betapa bodohnya ia selama ini, tak menyadari ada sepotong hati yang menanti dan tulus mengasihi. Sang pengembara itu pulang. Namun hatinya berbunga kali ini. Ia telah menemukan apa yang dicarinya dalam kesedarhanaan sebuah hati. Tempat ia akan selalu pulang, rumah yang sesungguhnya. Kalasan, 6 Oktober 2017 #johanaocta Instagram : @jo_dan_kata

Kembali Setelah Hibernasi Panjang

Gambar
" Hai, aksara! Mari bercinta dalam kata Letupkan gairah kita Biar lepas semua rasa Dan melebur dalam rindu Hingga tercipta karya baru "                     Menulis bagiku sejatinya adalah obat. Namun ternyata sesuatu membuat kelincahan jemariku di atas keyboard ini harus terhenti sejenak. Ada yang menghalangiku untuk menuliskan apa yang ada dalam benak. Rasa takut, gelisah, juga keengganan untuk melukiskan rasa dalam kata seperti yang biasanya kulakukan untuk tetap menjaga kewarasan otak. Sebuah dentuman yang tak berarti ternyata mampu membuat jemari terhenti.             Dan setelah tanpa sengaja menghibernasikan diri, akhirnya toh jemari ini harus bergerak juga. Merangkai huruf menjadi kata lalu menggabungkannya menjadi sebuah kalimat. Ya, otak pun akan lelah jika ia hanya berkata sendiri, sementara di dalam dada ada banyak ungkapan dan pemi...

Sebuah Keresahan

Gambar
Inilah yang saat ini sedang terjadi, tangisan pilu membahana hampir di seluruh negeri. Bukan hanya ditujukan untuk seorang anak manusia yang berada dalam ketidakadilan, namun terlebih menangisi ideologi dan semboyan ibu pertiwi yang dicabik-cabik anak sendiri. Tak bisakah kita kembali melihat jauh ke belakang? Bukan negeri ini dibangun atas keberagaman? Lalu mengapa sekarang hal itu dipermasalahkan? Apa menariknya bicara minoritas atau mayoritas, jika yang kau bicarakan sesungguhnya adalah saudaramu sendiri? Begitu sulitkah mengasihi yang tak sama? Bukanlah sebenarnya kita semua adalah makhluk fana yang berasal dari debu dan pada akhirnya akan kembali menjadi debu? Sampai kapan kau puas bertikai? Ataukah kau menunggu hingga kehancuran menghampiri negeri ini? Dan nama Indonesia hanya indah dalam kenangan? Kalasan, 12 Mei 2017 #johanaocta #renungan #bhinnekatunggalika #prosa #rangkaianrasa

Spasi

Gambar
Tak selamanya aksara terangkai menjadi kalimat yang sempurna. Kadang ia melupa untuk meletakkan titik di akhir kalimat untuk mengakhiri sebuah cerita. Tak jarang ia lupa membubuhi tanda baca yang tepat agar kalimat terasa nyaman dibaca. Pun dalam hidup, kadang kita lupa memberi sedikit jeda, agar pikiran dapat terbuka untuk melihat hal-hal baru. Hati juga perlu istirahat untuk tak selamanya merindu pada yang tak nampak. Namun ini bukanlah tentang kisah masa silam yang datang mengusik agar diri terusik. Bukan. Ini perihal berhenti sejenak, untuk kembali merenungi setiap goresan yang tertoreh dalam hidup. Mencermati setiap peristiwa yang datang lalu menghilang. Lalu mencoba mencari makna dari semua yang tertuang. Yah, kadang aksara pun memerlukan spasi sebagai jarak, agar setelahnya dapat tercipta cerita yang dipenuhi harapan baru. Selamat Selasa. Kalasan, 25 April 2017 #johanaocta

Kandas

Gambar
Langit masih setia dengan gemawan yang menggantung kelam dan mengirimkan rinainya atas kita. Pertemuan yang direncanakan kala itu sempat membangkitkan sebuah harapan akan sesuatu yang baru. Tapi ternyata semesta tak merestuinya. Resah yang kau bawa sore itu membuat mimpi yang kita bangun atas kepercayaan yang merapuh akhirnya terberai. Kesalahan kesalahan yang terus menerus kita tata dalam segala ketidakjujuran sikap, akhirnya tersingkap. Nyatanya kita hanyalah kebohongan kebohongan rasa yang tak mau diungkap. Lalu untuk apa semua ini kita jaga? Untuk apa menyakiti diri yang memang sudah tak ingin sejalan? Kita bukan lagi kita. Dan derai irama hujan sore itu mengiringi langkah kita menuju titik yang berlawanan. Karena mimpi kita memang tak sama. Selamat tinggal. Kalasan, 4 April 2017 #johanaocta

: Masih (Bodoh)

Gambar
Iya. Masih. Entah sampai kapan. Bisa bisanya terus berharap pada yang tak mau menetap. Sampai kapan? Kau mau menunggu sampai hujan berbalik ke langit? Lihat, bahkan pagi yang berkisah tentang dia masih saja kau dengarkan dengan kerinduan yang mendalam! Padahal tokoh dalam cerita itu mungkin saja sedang menari riang dengan hati yang baru saja ia menangkan. Masih mau bodoh? Terserah saja kalau begitu. Selamat menanti sampai hatimu dihiasi jaring laba laba emas yang sedang merajut sarangnya. Kalasan, 31 Maret 2017 #johanaocta Instagram : @jo_dan_kata #cerita #prosa #prosaindonesia #ceritapendek #kisah #rangkaiankata #rangkaianrasa #kata #menulis #aktifmenulis

Gadis Berkerudung Jingga

Gambar
     Lagi-lagi hujan sore ini menghambat kegiatanku. Lalu lintas sore yang padat serta sulitnya mencari angkutan umum yang kosong membuatku harus terjebak sendiri di halte depan kampus ini.      Menyesal rasanya menolak ajakan Andra untuk pulang bersama tadi. Tapi aku hanya tak ingin membangkitkan perasaan lama yang telah kutanggalkan padanya. Kami memang pernah berbagi rasa dan merangkum mimpi bersama, tapi itu dulu sebelum aku mengetahui pertaruhan rahasia antara Andra dan Rangga. Pertaruhan untuk menjadikanku kekasih salah satu dari mereka hanya demi sebuah PS4 terbaru. Begitu kejamnya perbuatan mereka kepadaku, seorang perempuan penyendiri, sebagai bahan pertaruhan mereka, sehingga menyisakan kepahitan dalam hati tentang ketulusan hati seseorang pada sebuah hubungan. Karenanya sejak saat itu, aku tak percaya lagi pada cinta seorang laki-laki.      Ah, lupakan saja perihal kejadian yang tak menyenangkan itu. Aku sudah tak ...

Kepada Kirana

Gambar
Hari masih terlalu pagi untuk mengenangmu, Kirana. Tapi kisah kemarin membuatku terhenyak sesaat. Aku melihat gurat tawa yang sama pada wajah yang berbeda. Senyum yang selalu kudapat dari raut wajah manismu, kemarin kutemukan kembali. Namun sayang, ia tidak tercipta di wajah yang seharusnya. Wajahmu. Kirana, entah sudah berapa purnama yang aku jalani tanpamu. Dan sudah beribu kali aku mencoba untuk melupakanmu, tapi lagi-lagi segala kenang tentangmu hadir tanpa kuundang datang. Menyelinap tanpa permisi dalam benakku, hingga lahir rindu baru. Kirana, entah kapan aku bisa kembali menikmati senyum manismu. Dulu, akulah pencipta gurat tawa itu di wajahmu. Ronamu tampak begitu bersinar kala ia kau ukir di parasmu. Kau tampak begitu cantik mempesona dan akulah sang pecandu senyum itu. Bahagiaku terasa sempurna melihat gurat rasa yang kau lukis di wajahmu itu. Kirana, salahkah jika pagi ini aku merindumu? Sementara jalan kita sudah tak lagi sama. Salam, Adityakundala #johanaocta Inst...

Perihal Riuh yang Melelahkan

Gambar
        K eriuhan itu jauh di sana, namun terdengar dan dirasakan juga di sini. Tulisan-tulisan yang menyuarakan hal-hal yang belum tentu benar, suara-suara sumbang yang sarat kebencian, gambar gambar tak jelas yang lalu lalang di linimasa terkadang membuat hati berdetak lebih kencang. Lalu sebuah tanya mucul dalam benak, ‘ini apa lagi?’             Tak bermaksud menyudutkan, tapi bukankah setiap insan punya akal, pikiran juga hati nurani, mengapa tak membiarkan saja mereka menilai sendiri? Tak perlu menceritakan keburukan untuk mendapat dukungan, juga menebar kebencian untuk sekedar dianggap benar. Bukankah lebih baik menebar kebaikan juga membangun hal-hal positif hingga akhirnya masyarakat bisa menilai dan memutuskan.  Toh yang menentukan hasil akhirnya nanti adalah Ia yang memberi kita hidup.  Bukanlah suatu kesia-siaan jika kita berharap mendapatkan sesuatu dengan cara yang buruk?  ...

Waktu Merajuk (1)

Gambar
"Hei, bangun! Sudah siang!" Jam Beker berteriak nyaring pada Selimut yang masih nyaman memeluk tubuh Tuan Jenkins. "Diam, Beker! Tak bisakah kau sejenak bungkam dan tak mengingatkan perihal waktu. Aku masih ingin memeluk tubuh kekasihku ini," tukas Selimut masih dengan posisi yang sama. "Tapi lihatlah! Matahari sudah memanjat langit. Lekas lepaskan pelukanmu itu, Selimut! Biarkan Tuan Jenkins bangun!!" Jam beker masih saja berteriak dengan lantang. "Ah, Diaaaaaam!" Tiba-tiba lengan kekar Tuan Jenkins sudah bergerak sehingga Jam Beker terlempar jatuh ke lantai. Seketika Jam Beker terdiam. Ia tak lagi berteriak lantang. Hanya detiknya saja yang berdetak menandakan bahwa ia masih bernyawa. "Sudah, kau diam saja. Jangan sampai Tuan Jenkins melemparmu keluar jendela seperti yang ia lakukan pada saudaramu. Ssst....diam saja," Selimut berbisik lirih pada Jam Beker yang tergeletak tak berdaya di lantai kamar. Ia pun kembali memeluk erat t...

Keras Hati

Gambar
Bumi beredar mengelilingi matahari, itu sudah sejatinya. Dan ia tak pernah mengeluh, merajuk, lalu berhenti berevolusi hanya karena sepatah kata kata 'lelah' ataupun 'bosan'. Itu sudah suratan yang tak dapat dielakkan. Tapi kita berbeda. Kita bukan ternak yang diam begitu saja ketika penggembala mengiring menuju kandang. Kita punya rasa juga akal untuk berpikir sehat. Memilih yang sebaiknya dijalani, juga mengingini yang masih bisa dimiliki. Untuk apa berkeras hati pada yang tak pasti? Ingat, hati juga bisa letih menanti. Masih bersikeras mengingini yang melangkah pergi? Kalasan, 15 Maret 2017 #johanaocta instagram : @jo_dan_kata

Perihal Melepaskan

Gambar
Sebuah perjalanan mengajari tentang arti melepaskan. Merelakan sebuah suratan yang sudah digariskan. Memahami bahwa tak selamanya pertemuan akan berakhir pada satu titik tuju yang sama. Juga tentang rasa yang selalu saja hadir tanpa bertanya. Ia dengan pongah merambah kedalaman jiwa. Mengusik ketenangan hati pada perpisahan yang sudah dilupakan. Lalu seenaknya saja ia meminta perhatian, bahkan mengajak kembali merasakan yang sudah ditanggalkan. Jangan salahkan waktu yang tak mau tahu tentang perasaan masa lalu itu. Jangan merajuk pada jarak yang membuat hati tak bisa berharap banyak pada yang tak selalu nampak. Karena pada akhirnya, kita tak bisa memaksa dengan siapa akan menetap. Semua sudah dituliskanNya. Seberapa besar kita menaruh usaha untuk mendapatkan, jika garis temu kita dipisahkan olehNya, maka relakan saja jika pada akhirnya kita tak pernah bisa bersama. Namun, janganlah melupa. Bahwa Sang Maha sudah menyediakan segala. Juga seorang yang akan membalut luka perpisahan dan...

Sebuah Keputusan

Gambar
Hujan mengurung kisah dengan rinainya. Jingga bersama secangkir kenangan yang terseduh dalam aroma teh hijau , duduk sendiri di sudut teras ini, mengenang. Seseorang yang pernah menemaninya menikmati seduhan minuman hasil petikan pucuk dedaunan camelia sinesis, telah menjauh. Pergi membawa potongan rasa yang tak bisa dimiliki. Senja sore itu masih terbingkai dengan manis dalam angan, juga derai hujan yang menggenapinya. Bahkan genggaman tangan sore itu pun masih bisa Jingga rasakan getarnya, pun percakapan singkat yang mengakhiri segala momen kebersamaan mereka. "Aku mencintaimu, Lang. Amat sangat." "Kalau begitu tinggallah dan jangan pergi." "Aku ingin, tapi aku tak bisa. Dia yang memilikiku sangat pencemburu, dan aku mencintaiNya." "Lalu, bagaimana dengan cintamu padaku, Ji?" Jingga terdiam kala itu. Ia menunduk dan memandangi cairan dalam cangkir yang mulai lesap aromanya itu. Langit mengusap punggung tangannya, dan Jingga tergetar kare...

Ketidakrelaan

Gambar
Teriknya sinar mentari siang ini, disapu oleh kesejukan serangkai kata. Ia tak bicara perihal memiliki. Hanya sapa biasa, namun meninggalkan kesan di dada. Ada rasa hangat yang menyelinap, lalu tinggal di sana. Kamu yang pernah kurindukan dalam rentang jarak. Kamu yang kemudian memilih pergi tanpa ucap, tetiba datang membawa serangkaian rasa. Ada kerinduan yang menyeruak, memaksa hasrat untuk kembali menuntut jumpa, namun akal sehat ini masih saja bekerja begitu giat. Ia menahan diri untuk sekedar mengungkap bahwa aku masih berharap pada rasa yang tak termiliki itu. Ah, mengapa aku tak bisa menepis saja semua yang telah berlalu ini, selalu saja ada damba bagi hati yang tak mau menetap. Entah apa namanya ini, mungkin kebodohan atau kekerasan hati yang tak mau menerima. Selalu saja, melepas semua kenang tentangmu berakhir di jalan buntu. Atau memang aku yang tak mau? Kalasan, 10 Maret 2017 #johanaocta Instagram : @jo_dan_kata

Pilihan

Gambar
Bila hanya sebatas senja kau datang, bagaimana kuhabiskan malam-malamku? Haruskah kumenunggu pagi, menyusuri siang untuk bisa bertemu lagi denganmu? Lalu dengan apa aku menjaga gairah yang kau letupkan? Mengapa kau tak memilih saja tinggal, lalu bercumbu bersamaku menghabiskan malam? Tak bermaksud mengekang, aku hanya takut asmara ini padam kala rembulan keburu datang. Jadi, putuskanlah sekarang. Mau tinggal atau usah lagi kau datang. Kalasan, 6 Maret 2017 #johanaocta Instagram : @jo_dan_kata #cerita #prosa #pilihan #prosaindonesia #kisah #rangkaiankata #rangkaianrasa #menulis #aktifmenulis

Perihal Pamrih

Gambar
Raut muka Bias pagi ini tampak kesal. Mulut mengerucut dan napasnya sedikit memburu. "Mengapa kau nampak kesal, Bi?" "Aku sudah menolongnya kala ia kesusahan, tapi dia malah berlaku sebaliknya sekarang." "Lalu apa yang membuatmu kesal? Bukankah kau sudah berbuat baik dengan menolongnya dulu?" "Seharusnya dia melakukan hal yang sama. Sekarang." "Kau berharap pamrih dari perbuatan baikmu itu, Bi?" "Bukan itu maksudku, Binar. Setidaknya ia juga harus membantuku kala aku sedang kesulitan." "Bi, ketika kamu berbuat baik itu adalah kewajibanmu sebagai manusia. Tapi bukan hakmu untuk menuntutnya berbuat yang sama. Jadi, mengapa kamu gusar? Memang membalas kebaikan  orang lain itu perlu. Tapi perlu bagi siapa? Bagi yang memberi pertolongan atau yang diberi pertolongan? Tentunya untuk yang diberi pertolongan, kan. Jadi, kita sebagai pihak yang memberi pertolongan tidak mempunyai hak untuk menuntutnya mengembalikan pertolon...

TERHENYAK SESAAT

Gambar
Hanya satu kalimat tanya. Namun sempat membuat waktu sejenak bagai terhenti, dan kembali ke masa silam. Membuat semua kenangan yang tersimpan di lubuk hati terdalam kembali menyeruak dalam waktu singkat. Lalu rasa yang dulu sempat akrab sekilas mampir di dada. Ada debar yang tak biasa, nyeri manis pada rongga perut bagai dikelitik oleh kepak sayap ribuan kupu-kupu di dalam. Lalu, terhanyutkah aku? Sesaat, iya. Kenangan yang sempat tertulis dalam ratusan lembaran kertas yang sempat berkisah tentang hari-hari yang kita lalui bersama dalam jarak. Hingga ketika semua terhenti tanpa ada salam perpisahan. Berakhir begitu saja, bahkan sebelum sempat terjalin ikatan. Karena sebuah kalimat tanya, sejenak anganku berkelana membawaku ke masa silam. Dan adegan-adegan manis berkeliaran di alam pikiran. Namun kenyataan membuat semua rasa yang indah hanya menjadi sebuah kenangan untuk dikenang. Dan semuanya terangkum dalam sebuah kata 'masa lalu'. #johanaocta Instagram : @jo_dan_ka...

Perihal Melepaskan

Gambar
Terkadang langkah tertahan oleh rasa yang telah pergi. Hati  masih mencoba tertaut pada yang tak ingin dimiliki. Diri berkilah bahwa ini hanya sementara dan ia pasti akan kembali. Entah atas dasar cinta mati atau kebodohan hingga pintu hati tak mau terbuka lagi untuk yang ingin tulus berbagi rasa. Padahal bisa saja, ia yang mencoba mengetuk pintu hatimu itu adalah ia yang menginginkanmu untuk melengkapi tulang rusuknya yang hilang. Lalu, apa salahnya melepas yang tak ingin tinggal? Jika di luar sana ada ketulusan hati yang mau menerima hadirmu untuk menghabiskan sisa hidupnya bersamamu. Selamat menemukan ketulusan cinta. . . Kalasan, 4 Maret 2017 #johanaocta Instagram : @jo_dan_kata #cerita #prosa #prosaindonesia #kisah #kisahcinta #kumpulancerita #kata #menulis #rangkaiankata #cinta #aktifmenulis #johanaocta2017

Fatamorgana Rasa

Gambar
Aku berjalan menyusuri setiap jejak yang tertinggal. Kucoba menyesap aroma yang mungkin masih ada. Kuresapi setiap adegan sempat terbingkai, lalu kucoba memaknainya. Aku menengadah, kunikmati biru langit bertabur daun yang menua di atas sana. Sehelai daun kering meluruh jatuh tepat di wajahku. Sejenak mata memejam dan kulihat bayangmu sekelebat hadir di pelupuk. Ah, kamu masih indah, senyummu pun masih sama menawannya. Sorot matamu tak berubah, masih sarat renjana. Perlahan kubuka mataku dan bayangmu menjadi niskala. Kamu tak ada dan aku hanya sendiri. Lagi-lagi aku terjerat pada fatamorgana rasa yang tak mau pergi. Aku melupa bahwa rasa itu sudah tak ada. Ia melesap bersama langkahmu yang kian menjauh. Kamu kini hanyalah segaris kenangan yang pernah mengisi lembar kehidupan. Hanya ... pernah. Kalasan, 3 Maret 2017 #johanaocta Instagram : @jo_dan_kata #cerita #prosa #prosaindonesia #kisah #cinta #menulis #rangkaiankata #kata #aktifmenulis

Konspirasi Akal Sehat

Gambar
Terkadang aku ingin bersapa, menanyakan perihal hari yang sedang kau jalani. Namun akal sehat ini menahan jemari mengetik sebaris kalimat untukmu. Aku tak tahu apa maksud akal sehatku ini. Mengapa aku tak boleh rindu? Bukankah rasa adalah soal kejujuran hati? Ah, ternyata kata hatiku pun berkonspirasi dengan akal sehat, mereka melarangku untuk sekedar mengenangmu. Tapi mereka tak tahu, bahwa aku sudah bersekutu dengan angan untuk tetap menahanmu di sana. Kadang aku bisa melihat kelebatan bayangmu, juga sejenak merasakan kisah perjumpaan terakhir kita. Tapi lagi-lagi, akal sehat memergokinya, hingga akhirnya ia menghapus bayangmu. Sekarang yang tinggal adalah rasa rindu, yang kusimpan jauh di lubuk hatiku. Mudah-mudahan, akal sehat tak mengetahuinya. Semoga begitu. Kalasan, 1 Maret 2017 #johanaocta Instagram : @jo_dan_kata #cerita #kumpulancerita #prosa #prosaindonesia #kisah #menulis #rangkaiankata #rangkaianrasa #kata #aktifmenulis

Semangat Foto Tua

Gambar
Aku teringat pada suatu masa, di mana kemudaan usia membuat tawaku lebih lepas dan bebas. Tak ada beban pikiran yang melebihi bagaimana nilai pelajaranku dan si dia yang mulai mengisi mimpiku. Aku tak perlu memikirkan bagaimana aku harus menjalani hidupku esok. Dan sikap apa yang baiknya kuambil agar jalan yang kulalui tak terasa terjalnya. Semua terasa ringan. Lalu tibalah aku di sini sekarang. Ditemani alunan musik yang lirih mengalun, memandang sehelai foto tua yang menggambarkan kemudaanku. Betapa perjalanan waktu dan pengalaman hidup mengubah aku menjadi sosok yang sekarang. Semangat itu masih ada, namun ada banyak pertimbangan yang kini harus kupikirkan untuk mengambil langkahku ke depan. Aku bukanlah sosok yang sama seperti dulu lagi, yang begitu mudah menentukan arah tanpa peduli salah. Aku yang kini adalah sosok dalam perjalanan menuju setengah abad. Aku tak berharap banyak, hanya saja semoga hidupku semakin bermakna bagiku dan juga orang di sekelilingku. Itu saja. Kala...

Ketika Kau Kembali (Lagi)

Gambar
Lalu tiba-tiba kau datang. Mengetuk pintu hati yang telah kau runtuhkan saat kakimu melangkah pergi. Harus dengan apa aku membukanya lagi? Kunci kesetiaan sudah kau buang entah ke mana. Dapatkah aku kembali menerima rasa yang dulu sudah kau tanggalkan tanpa perasaan? Aku tak mau kisah kembali berulang. Menangisi yang tak mau tinggal. Jadi, jika kembali adalah pilihanmu, pikirkan cara terbaik untuk menata kepingan hati yang sudah kau patahkan. Itu saja. Kalasan, 26 Februari 2017 #johanaocta Instagram : @jo_dan_kata #cerita #prosa #prosaindonesia #aktifmenulis

Rasa Tak Bertuan

Gambar
Ribuan malam aku berkelana Menelusuri hati hati tak berpenghuni Kucoba berdiam Namun dicampakkan Lalu, aku kembali berjalan Menyusuri lorong kalbu penuh kepalsuan Kucoba mengerti Namun aku yang tak tahan Dan di sini aku tiba sekarang Pada jiwa sarat kehampaan Kucumbu ketenangan Walau sendirian Ini penghujung kembaraku Maaf, jika aku memilih mati Aku, rasa tak bertuan Kalasan, 19 Februari 2017 #johanaocta Instagram : @jo_dan_kata

Kesudahan Perjalanan

Gambar
Pada malam di mana aku melihat kelebatan kenangan. Pendar semu mengusap kedalaman hati, lalu memberi sedikit harap untuk kembali menemukan rasa yang sudah lama kutanggalkan. Mulanya aku yakin akan mendapatkannya kembali. Kuikuti sebuah isyarat yang menuntunku ke sana. Kupungut semua jejak pertanda yang kau tebarkan. Aku melangkah perlahan menuju satu titik tuju. Kamu. Suara-suara di belakang menahan langkahku. Mengajakku untuk segera berbalik arah karena tujuanku semu. Namun tak kuhiraukan semua itu. Kuabaikan juga kata hatiku. Aku hanya ingin sebuah temu, denganmu. Itu saja. Dalam ketidakpastian akan akhir perjalanan, aku terus melangkah. Bayangan yang kucari nampak semakin jelas. Semangatku bergolak, kupikir aku hampir sampai. Semakin cepat kulangkahkan kakiku, bahkan sedikit berlari karena ingin segera tiba di tempat yang kutuju. Namun, semua harapan luruh ketika aku tiba. Tak kudapatkan yang kucari selama ini. Aku hanya melihat kekosongan di sana, sebuah jurang menganga ada di ...

Sebuah Jumpa

Gambar
Inilah kami, setelah dua puluh lima tahun terpisah dari bangku sekolah menengah atas. Satu kota dalam waktu yang cukup lama, tak menjadikan kami serta merta berjumpa. Dan jika sekarang kami berkesempatan menikmati temu, itu karena inilah masanya. Ah, tak ada yang berubah. Hanya guratan usia dan kedewasan pemikiran yang mengingatkan bahwa bilangan usia kita sudah semakin bertambah deretnya. Cerita masa muda memang selalu membangkitkan kenangan. Masa di mana gelora jiwa dan semangat masih berkobar tanpa perhitungan. Masa yang pada akhirnya merupakan pembelajaran menuju kedewasaan. Terima kasih, Kalian. Untuk goresan kisah malam ini. Dulu mungkin kita bukan sahabat dekat, tapi kini kita menjadi keluarga di kota ini. Walau belum semua bisa berkumpul, semoga jumpa malam ini menjadi titik mula silaturahmi kita. Sampai jumpa di reuni perak kita bulan April nanti di kota kenangan, kota yang menemani kita menikmati masa remaja. Kalasan, 16 Februari 2017 #johanaocta instagram : @jo_da...

Menorehkan Rasa

Gambar
Menggoreskan pena bagi seorang penulis adalah kegiatan paling mencandu, menggairahkan, hingga diperoleh kenikmatan yang tak bisa dilukiskan. Bercumbu dan bercinta dengan aksara itu indah. Apalagi jika kemudian kita bisa melahirkan bayi-bayi dengan perangai dan sifat yang berbeda. Aah, indahnyaaa ... . . Menorehkan rasa lewat puisi atau cerita itu sejatinya adalah kejujuran yang tertuang dari gelora rasa, kegelisahan yang tersembunyi di sudut hati, juga olahan pemikiran dalam benak. Jadi tak perlu ragu beraksara. Tulislah karya sesuai dengan kejujuran hatimu. Lalu, mengapa kebanyakan karya berisi tentang cinta? Karena rasa itulah yang pasti dimiliki oleh semua insan di dunia. Setiap manusia memiliki cinta. Cinta yang beraneka ragamnya. Adalah suatu kebohongan jika lidah mengaku tak pernah rasakan cinta. Cinta tak melulu perihal tautan hati dua lawan jenis yang saling ingin memiliki. Cinta itu luas. Ada yang cinta kekasih hatinya, Tuhannya, anaknya, negerinya, bukunya, hewan pelih...

Message to the Darkness

Gambar
Diam saja kamu Mulutmu penuh bisa Wajahmu tenang berhias senyuman Tapi hatimu penuh belatung pemakan ketulusan Usah lagi kau rangkai aksara Jika kebencian yang masih kau punya Juga tak perlu lagi bersuara Jika kidung kemunafikan yang kau lantunkan Rupanya kau tak pernah berlajar pada hidup Juga pada waktu yang bersekutu denganmu Akal budimu seperti mati suri Ah, aku lupa bertanya Otak, kau masih punya? Ah, sudahlah! Pergi saja sana! Selamat berpesta dengan kedengkian yang kau puja! Kalasan, 15 Februari 2017 #johanaocta Instagram : @jo_dan_kata

Kisah Lama

Gambar
Adalah kata yang mempertemukan Menjadi alasan sekedar berkabar Ia menanti  tuk dirangkai jadi bait rindu Ungkapan hati penanti temu Adalah hujan menjadi pengingat masa Akan kisah yang pernah terjalin atas rinainya Ia jatuh tanpa diundang datang Lalu hadirkan rasa tak tersampaikan Dan keheningan adalah penggenap Spasi pencipta jeda Sebuah titik di penghujung kalimat Epilog sepenggal cerita Kalasan, 11 Februari 2017 #johanaocta IG: @jo_dan_kata

Perihal Kata yang Lelah

Gambar
" Wahai kata, mau ke mana? Mampirlah sejenak di benak Kita bicara perihal sesak Juga perjalanan menuju kelak" Kata, entah ke mana perginya. Berlalu begitu saja meninggalkan halaman kosong dalam lembar kisah perjalanan. Tak ada yang ia tinggalkan, hanya keheningan yang terasa menyesakkan. Kata, mau ke mana ia? Mungkin ia letih merangkai kalimat. Pikirannya kalut, susunan ceritanya kusut. Perihal bercerita, ia mulai lupa. Atau memang rasa sudah terhilang dalam setiap babak yang ditanggalkan. Ah, lalu apa ini yang memenuhi benak? Mengapa terasa begitu pengap. Bahkan rangkaian kata pun enggan meninggalkan jejak. Kalasan, 9 Februari 2017 Instagram : @jo_dan_kata

LUPA

Gambar
Ada yang lupa menaruh hati di mana, ada yang lupa pernah meninggalkan hati di siapa, ada yang lupa pernah membawa hati ke mana, dan juga ada yang lupa pernah melukai hati hingga sesaknya masih terasa. Ah, abaikan prolog tadi. Saya hanya ingin berbicara perihal lupa. Ada yang pernah bilang untuk fasih tentang sesuatu kita perlu latihan dan harus rajin melakukan. (Mungkin seperti kamu juga ya, udah latihan berapa lama untuk mematahkan hati seseorang?). Lagi-lagi saya nglantur. Sebenarnya saya hanya ingin bercerita, hari ini tepat satu minggu saya tidak menulis apa pun. Bahkan membangkitkan niat menulis saja, rasanya enggan. Berbeda dengan ketika mengundang kenangan hadir di angan. #eh Dan ternyata, dari kemalasan saya itu berbuah sepat, loh. ('Kok sepat? Kenapa ngga pahit?' tanya netizen. 'Karena salak walau kadang sepat, masih ada yang mau makan,' jawab Song He Kyo.) Duh, lagi-lagi saya melantur. Kembali ke kamu. Iya, Kamu. *abaikan* Ternyata saya mengalami ke...

Bercahaya Kala Senja Menyapa

Gambar
Menjadi tua itu sudah pasti. Setiap tahun deretan bilangan  dan lembaran hidup yang kita miliki pasti bertambah. Tapi menjadi bercahaya saat senja mulai menyapa adalah sebuah pilihan. Tak perlu takut pada senja, karena kita tetap bisa bercahaya kala gelap malam mulai menyapa. Ciptakan pelita dalam hidupmu, tuangkan minyak dari buli-buli, nyalakan dian, dan jaga agar cahaya tidak padam. Semangat dalam hidup kita, laksana minyak dalam pelita, ia yang akan membuat hidup kita bersinar. Teruslah bersemangat dalam segala hal, hiduplah bersahaja, berkaryalah dengan sepenuh jiwa, kemudian sujudlah penuh syukur pada Sang Kuasa. Ukirlah cerita yang penuh makna, agar ketika waktu kita usai, kita bisa pergi dengan lega. Mari bercahaya bersama. Kalasan, 20 Januari 2017 #johanaocta #aktifmenulis

Panjul, Si Jomblo Ngenes (#3)

Gambar
Kisah #3. NEIGHBOORHOOD WATCH Parman : Saiki awake dewe kon menggalakkan 'neighboorhood watch' lho, Njul. Panjul : Opo meneh kuwi, Man. Istilah jaman saiki kok marai ilatku muntir. Neyber...halah opoooo... . Parman : Lha mbuh. 'Neighboor' kuwi lak artine tonggo. 'Watch' kuwi artine nonton utawa ngawasi. Mungkin karepe kon ngawasi tonggo teparo. Panjul : Oh, mangsude kon ngawasi tonggone ngunu to? Lha mben dino aku wes ngawasi tonggo kok, Man. Parman : Lha yo apik kuwi. Yo, ngono kuwi yae karepe. Ngomong-ngomong, sopo sing kok awasi, Njul? Panjul : (nggaruk-garuk irung). Nganu, Man ... Nganu ... Ngawasi Mbak Mila garwane sampeyan. Soale uayu tenan je... . Parman : Dasar jomblo ngenes!! Uwasyuu...#$-@+$(#'&#;!$@##!!!!!!  Kalasan, 12.01.2017. #johanaocta Ilustrasi gambar diambil dari sticker LINE

Panjul, Si Jomblo Ngenes (#2)

Gambar
Kisah #2. SUMIRA DAN AMPLOP MERAH JAMBU Panjul bahagia pagi ini.  Sumira, gadis desa yang ditaksirnya, ingin bertemu di poskamling. Panjul mandi, berdandan rapi, lalu pergi menepati janji. Hati Panjul kian berseri-seri, melihat Sumira sudah menanti. Di tangannya ada amplop merah jambu. "Ah, pasti surat cinta untukku," kata Panjul dalam hati. Dengan gagah, Panjul mendekati. "Selamat pagi, Mira, kangen ya? Kok pagi-pagi ngajak Mas ketemuan?" sapa Panjul sambil meringis senang. Sumira tersenyum manis, "Ah, Mas bisa aja," jawabnya sambil menyerahkan amplop merah jambu. "Datang ke nikahanku ya, Mas." Panjul langsung lemes. Panjul tambah ngenes. Kalasan, 28 November 2016 #johanaocta Ilustrasi gambar diambil dari sticker LINE

Panjul, Si Jomblo Ngenes (#1)

Gambar
Kisah #1. GAGAL MANING Panjul meringis. Hatinya senang. Gelar jomblo yang sudah disandangnya sejak lama akhirnya ditanggalkan. Malam ini, akhirnya dia bisa menghabiskan malam minggunya dengan gagah dan pongah. Kemarin dia bertemu wanita cantik di taman. Namanya Septi. Mereka berkenalan. Dan malam ini mereka berjanji akan menghabiskan malam minggu bersama. Sesampainya di taman, Panjul menuju ke bangku tempat kemarin mereka berkenalan. Dia duduk menunggu dengan sabar. Septi lalu datang dengan gaun merah melambai. Panjul deg degan. Kencan malam minggu yang dinantinya sekian lama datang. Septi semakin mendekat. Hati Panjul kian tak karuan. Tiba-tiba, ada seseorang menyapa Septi dari belakang, "Dapet lekong juga, lu, Sapto?" Septi terkejut mendengar sapa itu. Panjul hanya bisa pingsan. Malam minggunya gagal. Tamat. Kalasan, 19/11/2016 #johanaocta Ilustrasi gambar diambil dari sticker LINE.

Rasa Berbeda Selasa

Gambar
Lagi-lagi ia hadir tak diundang. Perihal masa yang sudah lewat, itu bukan masalah bagi kenangan. Selalu saja, membawa rasa lalu pergi tanpa dosa. Selasa masihlah sama. Ia hanya hari menuju tengah minggu. Tapi sebuah rasa membuat Selasaku berbeda kali ini. Rasa rindu ... Padamu yang terhilang. Kalasan, 10 Januari 2017 #johanaocta . #aktifmenulis 2017

Angan Terhilang

Gambar
"Siapa kamu?" Pertanyaan yang paling menusuk dari sebuah perjumpaan tanpa sengaja. Haruskah kujawab bahwa aku adalah masa lalu yang sedang kau lupakan? Aku berharap seperti itu kejadiannya. Namun nyatanya tidak. Karena sebuah penyakit sedang bersemanyam dalam ragamu, dan ia mengambil semua ingatanmu, juga kenangan tentang kita. Menatap matamu yang kosong itu terasa bagai sembilu menyayat hati. Pedih dan perihnya sempurna. Lalu sebersit senyum tergambar samar di bibirmu, "Apakah aku mengenalmu?" Lagi-lagi aku tak mampu menjawabnya. Lidahku kelu dan sesak di dada ini membuat semua inderaku bagai mati. Aku tak merasakan apa-apa lagi, kecuali sedih yang teramat sangat. Jika memang ingatanmu akanku mulai menghilang, aku pun berharap begitu pula dengan sakitmu, Kalinda. Biarlah bayangku pun kau lupakan, tapi lekaslah sembuh, walau aku tahu itu sulit. Biarlah saat terakhir kita tertawa bersama dalam peluk yang penuh rindu itu menjadi saat paling indah tentang kit...

Kamsahamnida, Hyeong ...

Gambar
Pekat menghampiri Kupikir aku sudah mati Semua warnaku lenyap Tingggallah hitam kudekap Lalu engkau hadir Awalnya aku tak peduli Hati berdalih Faktanya, aku suka Tapi, semesta tak mau kuberpora Memeluk bahagia terlalu lama Ia merenggutmu pergi Tak pernah kembali lagi Hidupku masih gelap Namun tak lagi kelam dan sesunyi dulu Harapan yang sempat kau titipkan Membuat duniaku mengenal warna baru Warna cinta Kamsahamnida, Hyeong Kalasan, 2  Januari 2017 #johanaocta #aktifmenulis2017 Inspirasi film : Hyeong (My Annoying Brother)

Melupa Masa

Gambar
Hingarlah gelap oleh tarian cahaya Juga konser bernada serupa Hening pun terenggut, sunyi tercabut paksa Semua jiwa bersuka menyambut kumpulan waktu baru Dunia berpora, pun semesta ikut menari bersamanya Malam bahkan sedia merelakan sepinya demi sebuah euforia Tapi aku memilih terlelap Bukan karena tak mau bergembira Atau tak sepakat pada perayaan tahun baru Bukan;  bukan karena itu Aku hanya ingin melupa Menepis fakta berlalunya masa Genap setahun sudah sendiriku Sejak kau memilih pergi Kalasan, 1 Januari 2017 #johanaocta