Sehari Sebelum Menua
Selamat pagi, dunia...
Kuhirup aroma pagiku yang
biasa.
Masih ada semangat di
sana.
Masih dengan hujan rasa
yang tak pernah reda.
Masih penuh dengan
warna.
Masih ada ......hidup.
Selamat pagi, bumi..
Engkau masih sama.
Dengan pengorbananmu
yang tak berpamrih.
Selalui dilukai, namun
kau tetap memberi kehidupan.
Selalui diinjak, namun
kau tak pernah beranjak.
Karena kau ingin
menopang langkah kami.
Masih kurasa semangatmu
yang membara.
Masih kurasa tenagamu
yang tak pernah pupus.
Masih ada ..........kehidupan.
Selamat pagi, aku...
Yang selalu bernapas,
namun sering lupa pada udara.
Yang masih dibelai
hangat mentari, namun sering lupa mengucap salam.
Yang merasa kesejukan
sang bayu, namun masih sering terbakar amarah.
Yang selalu dipelihara
alam, namun sering tak peduli.
Yang masih hidup, namun
terkadang lupa bersyukur.
Selamat pagi,
Semesta...
Semua rangkaian kataku mungkin tak sempurna
Semua nada yang
tercipta mungkin tak harmonis
Semua warna yang
kugores mungkin tak selaras
Namun syukurku pada Sang
Pemilik Kehidupan
Semoga bisa menyempurnakan
semua yang ada
Hanya karena
anugerahNya, aku ada
Hanya karena kasihNya,
aku hidup hingga hari ini
Tepat sehari sebelum
kumasuki lembaran hidupku yang baru
Tepat sehari sebelum
aku menua
Kalasan, 17 Desember
2015
My #17 gift for my
December
Komentar
Posting Komentar