Goresan Untuk Sahabat
Sebenarnya hari ini saya ingin menulis tentang hal lain yang idenya muncul kemarin, ketika saya menulis postingan saya yang terakhir, yang mempunyai tema yang sama dan rasa yang sama. Namun percakapan saya pagi ini dengan seorang pembaca setia blog ini dan salah satu inspirasi saya dalam menulis membuat saya mengurungkan niat itu, ia menginginkan tulisan yang berbeda dari saya setiap hari. Menulis buat saya terkadang bagai ungkapan perasaan, penyalur rasa, penghilang lelah, berbagi opini dan inspirasi , atau pun sekedar mengosongkan cawan ide dalam otak saya, agar saya bisa menampung ide-ide yang baru. Sama seperti gelas yang sudah terisi air, maka ia harus dikosongkan lebih dulu agar bisa dituangi air baru yang lebih segar.
Pagi ini, saya ingin menulis tentang sahabat.
Terkadang sendiri dan berteman dengan sepi memang mendamaikan, menenangkan dan dapat mendatangkan beribu inspirasi. Dalam sendiri terkadang kita bisa berdialog dengan diri kita sendiri, mengintrospeksi diri diri, mengenang kembali apa yang sudah kita lakukan, dan merencanakan apa yang akan kita lakukan. Namun sesungguhnya, bergaul dan berkarib dengan para sahabat akan lebih mendatangkan keceriaan, sukacita, dan mampu menciptakan berjuta-juta inspirasi dan ide.
Menurut wikipedia, sahabat akan menyambut kehadiran sesamanya dan menunjukkan kesetiaan satu sama lain. Selera mereka biasanya serupa dan mungkin saling bertemu, dan mereka menikmati kegiatan-kegiatan yang mereka sukai. Mereka juga akan terlibat dalam perilaku yang saling menolong, seperti tukar-menukar nasihat dan saling menolong dalam kesulitan. Sahabat adalah orang yang memperlihatkan perilaku yang berbalasan dan reflektif. Namun bagi banyak orang, persahabatan seringkali tidak lebih daripada kepercayaan bahwa seseorang atau sesuatu tidak akan merugikan atau menyakiti mereka.
Sedikit banyak saya setuju dengan wikipedia, sahabat adalah orang yang bisa kita ajak bicara tentang banyak hal, hal-hal yang terkadang tidak bisa kita ungkapkan pada pasangan ataupun pacar, bisa kita ungkapkan pada sahabat kita. Dari mereka terkadang kita tidak memerlukan nasihat ataupun sekedar saran, karena yang kita butuhkan adalah telinga mereka untuk mendengar, atau jika pada masa kini, kita membutuhkan mata mereka untuk membaca curahan hati kita lewat chat-chat kita. Sahabat adalah orang di mana kita bisa meletakan rasa percaya kita atas apa yang sudah kita ungkapkan padanya.
Sahabat tidak selalu berada dekat dengan kita, bisa saja ia atau mereka jauh bermil-mil dari tempat kita, bahkan berada pada zona waktu yang berbeda. Namun, selama mereka masih selalu ada untuk kita, mendoakan kita, memberikan semangat dan kasih sayang untuk kita mereka tetap adalah sahabat kita. Di mana pun mereka dan siapa pun mereka.
Saya merasa sangat terberkati karena memiliki sahabat-sahabat yang sangat menyayangi saya. Pertemuan dengan mereka terkadang hanya terjadi di ruang-ruang chat di waktu-waktu kesendirian saya. Terkadang pertemuan terjadi dengan sebuah kebersamaan di sebuah kedai, menikmati makanan dan minuman bersama, atau sekedar menghabiskan waktu berjam-jam di rumah ditemani segelas teh hangat dan cerita-cerita yang renyah. Waktu-waktu yang saya lewati bersama mereka memang bagaikan sebuah katalisator yang dapat membuat hidup saya semakin berwarna, bersemangat, dan semakin bahagia.
Sebuah momen yang akhirnya juga mendorong saya memutuskan menulis tentang sahabat adalah peristiwa yang terjadi kemarin di sore berhujan. Ketika saya sendiri ditemani suara hujan di luar, kami para sahabat semasa SMP saling bersyair tentang hujan. Saya entah kenapa seperti merasakan kehadiran mereka di ruang tengah rumah saya. Seakan mereka ada di hadapan saya dan kami sedang menikmati segelas minuman hangat dan bersyair tentang hujan. Saya yang sesungguhnya sedang merasa dingin akibat hujan yang turun, tiba-tiba merasakan kehangatan cinta dan kasih sayang mereka yang tulus.
Tulisan saya ini saya dedikasikan untuk para sahabat yang sudah dengan tulus menyayangi, mendoakan, memberi semangat, membagikan inspirasi, serta menguatkan saya. Saya sungguh merasa beruntung memiliki kalian sebagai sahabat. Kalian mungkin tidak berada dekat dengan saya , mungkin kalian berada di ujung kota ini, atau berada di kota lain, atau berada di lain pulau, bahkan kalian yang berada di benua yang berbeda, namun kalian selalu ada di hati dan kita akan selalu saling mendoakan. Satu hal yang pasti, bahwa saya selalu menyayangi dan mencintai kalian.
Sahabat,
Kita tak selalu bersama
Kita tak selalu bertemu
Namun hadirmu selalu kurasakan
Sama seperti mentari yang tak bisa diraih
Namun sinarnya selalu dirasa dan dirindukan
Sahabat,
Genggaman tanganmu kadang tak terasa erat
Namun bukan berarti tak hangat
Pelukanmu kadang yang hanya sekilas
Namun bukan berati tanpa cinta
Sahabat,
Marilah terus bersama
Bergandengan tangan menapaki dunia
Bersama meraih asa hingga masa tua menyambut kita
Kalasan, 9 Desember 2015
My #9 gift for my December
Komentar
Posting Komentar