Selamat Hari Ibu!
Ibu. Mama. Mami. Umi. Bunda. Umay. Mamak. Mommi.
Sebutan
itu indah, ya? Pasti rasanya bahagia sekali jika ada makhluk kecil yang
memanggilmu dengan sebutan itu, kemudian ia akan memelukmu dengan penuh kasih
sayang. Makhluk kecil yang akan selalu berlindung dalam dekapmu, makhluk kecil
yang selalu memegang jarimu dengan tangan kecilnya yang lembut, makhluk kecil
yang bernaung dalam rahimmu lalu kau lahirkan dia dengan nyawa sebagai
taruhannya, dan kamu akan merasa sempurna karena memilikinya. Sayang sekali,
selama 42 tahun menghirup udara di bumi, semua pengalaman indah itu, belum
sempat singgah dalam hidupku.
Menjadi
seorang Ibu memang anugerah terindah dalam hidup seorang wanita. Mereka yang
bahkan rela kehilangan waktunya yang berharga demi buah hati yang dicintainya.
Bangun pagi bahkan sebelum ayam jantan berkokok, menyiapkan apa yang diperlukan
oleh buah hati dan suaminya, tidur lebih malam hanya untuk memastikan semua
sudah kembali ke tempatnya agar rumah terasa lebih nyaman. Ibu, orang yang rela
duduk terkantuk di kursi demi menunggu sang anak yang belum juga kembali ke
rumah. Ibu yang rela merasa lapar, agar anaknya bisa kenyang. Ibu yang selalu
menyediakan telinganya untuk mendengar setiap keluh kesah, namun jarang terucap
keluh dari bibirnya. Ibu, yang setia merawat kala kita jatuh sakit, walau
terkadang tubuhnya yang menua sudah lelah oleh segala aktifitas rumah tangga.
Ia tidak pernah mengeluh. Tidak sekalipun, karena ada cinta yang besar dalam
dirinya. Ia yang bahkan lebih mencintai buah hatinya daripada dirinya sendiri.
Dan
saya, wanita yang belum sempat menjadi ibu, mempunyai sosok Ibu yang luar
biasa. Beliau tak pernah mengeluh. Beliau adalah wanita perkasa yang pernah aku
kenal. Tak ada persoalan yang tak bisa Beliau tangani. Beliau yang ketika
marah, hanya bisa diam tak berucap, karena tak ingin kata-katanya menyakiti
kami anak-anaknya. Dalam tiap doa malamnya, selalu disebutnya nama kami. Beliau
tak pernah meminta, tetapi selalu ingin memberi. Bahkan ketika terkadang kami
anak-anaknya terbakar amarah, Beliaulah yang selalu bisa meredam amarah kami. Terkadang
saat kami khilaf, dan tak sadar marah pada beliau, tak sedikitpun kata kasar
terlontar dari mulutnya. Justru Beliau akan mengucapkan kalimat-kalimat
sederhananya yang bersahaja dan mampu mendamaikan dan menyejukkan hati kami,
terkadang membuat kami merasa malu karena berani marah pada beliau. Beliau
sering menasihati kami, tapi tak pernah menggurui. Bahkan segala tingkah polah
kami yang terkadang ajaib, bisa diterimanya dengan lapang hati. Beliau
benar-benar wanita perkasa bagi kami, terlebih untuk saya.
Menjadi
Ibu, memang bukan hal yang mudah. Ada yang bilang bahwa di balik kesuksesan
seorang anak ada doa Ibu di belakangnya, tentunya doa Ayah juga, saya percaya
akan hal itu. Di antara berjuta Ibu yang berhasil menciptakan anak-anak yang
luar biasa di muka bumi ini, mungkin ada Ibu-Ibu yang dianggap tak berhasil
menjadi Ibu yang baik. Ibu yang tega meninggalkan anak mereka, Ibu yang tega
membuang anak mereka, bahkan Ibu yang tega menjual anak mereka, atau bahkan
membunuhnya. Tapi saya percaya, di dasar hati mereka yang terdalam,
sesungguhnya mereka tetaplah Ibu yang menyayangi anak-anak mereka. Mungkin ada
sebab yang membuat mereka melakukan hal-hal itu, kita tidak tahu. Namun Ibu
tetaplah Ibu. Yang mengalirkan sebagian darahnya dalam diri kita.
Hari
ini, Indonesia merayakan Hari Ibu. Hari di mana berjuta-juta anak di negara ini
berusaha mengungkapkan kasih sayang dan rasa cinta mereka pada Ibu mereka, baik
Ibu yang melahirkan mereka maupun Ibu yang mungkin tidak melahirkan mereka
namun mencintai dan mengasihi mereka layaknya Ibu. Hari di mana pada setiap
akun sosial media akan memasang foto Ibu mereka. Hari di mana mereka menyadari
keberadaan seorang Ibu. Mungkin ada yang menggumam, ‘Ah, kita bisa menyatakan kasih sayang kita setiap hari kepada Ibu.Tidak
hanya di hari ini saja.’ Ya, memang bisa begitu. Tapi rasanya tidak salah
juga jika kita mempunyai hari khusus di mana kita bisa mengungkapkan rasa
sayang dengan cara yang lebih spesial.
Tidak
semua orang diberi kesempatan menjadi Ibu, namun kita semua adalah anak yang
lahir dari rahim Ibu kita. Hari ini, tidak ada salahnya kita mengungkapkan rasa
sayang kita pada Ibu dengan cara yang lebih spesial. Dan saya, akan
mempersembahkan tulisan ini untuk kedua Ibu saya yang perkasa. Salah
satunya memang bukan orang yang melahirkan saya, namun ia melahirkan seseorang yang
istimewa dan dipilih Tuhan untuk menjadi pendamping hidup saya. Bagi saya kedua
wanita ini adalah wanita-wanita hebat dan Ibu yang paling baik dan istimewa
dalam hidup saya.
Happy
Mother’s Day, Mami!
Happy
Mother’s Day, Ibu!
Kalasan, 22 Desember
2015
My #22 gift for my
December
Komentar
Posting Komentar