Untuk Kamu yang Belum (Sempat) Hadir


Selamat pagi, Anakku..

Kamu yang belum sempat hadir dalam kehidupan Ibu.
Kamu yang selalu  dinantikan pada belasan tahun belakangan ini.
Kamu yang selalu menjadi permohonan di setiap doa-doa yang tak putus dipanjatkan.
Kamu yang selalu diperjuangkan hadirnya, namun tak jua kunjung datang.

Tahukah, Kamu?

Bahwa Ibu sempat menyerah setelah segala usaha untuk mendapatkan kamu.
Hingga akhirnya berhenti berharap dan memutuskan untuk kalah.
Namun kesepian ini terlalu mengganggu, hingga akhirnya Ibu kembali merindukan hadirmu.
Ada banyak kata ‘jika’ dan  ‘andai’ jika itu berhubungan dengan kamu.
Mungkin hanya kehadiranmulah yang bisa mengusir semua sepi dan menjadikannya keramaian yang begitu dirindukan.

Tahukah, Kamu?

Dunia mengaitkan  wanita dengan hadirnya seorang kamu.
Hingga jika seorang wanita tak memilikimu, kami dianggap makhluk yang tak lagi sempurna.
Kami dianggap lemah karena tak bisa menghadirkan sosokmu.
Terkadang kami dianggap pantas untuk ditinggalkan karena ketiadaanmu.
Beribu pertanyaan sederhana bisa menyakitkan hati kami yang belum sempat memilikimu.
Mereka yang bertanya tak salah, mungkin hanya kami yang terlalu perasa jika itu berkaitan dengan kamu.

Kamu memang anugerah.
Berkat yang tak ternilai bagi setiap wanita.
Kamu memang  hadiah dari Tuhan.
Dan hanya Dia yang bisa menentukan kapan kamu akan datang.

Wahai, kamu yang belum sempat hadir...
Jika nanti kamu hadir dalam usia Ibu yang kian menua.
Ibu akan menjagamu dengan sangat hati-hati, karena kamu adalah cahaya hidup Ibu.
Anugerah yang terindah, yang dinantikan hadirnya.

Namun,
Jika memang Ibu tak diberi kesempatan untuk memiliki kamu.
Ibu akan tetap berbahagia dan berteman dengan kesunyian yang tercipta tanpa hadirmu.
Karena mungkin saja sosokmu telah diubah menjadi bintang di langit malam yang hitam.
Agar kamu tetap dapat Ibu lihat kerlipnya, walau tak bisa  Ibu raih.
Mungkin tugasmu bukan hanya menyinari hati Ibu, namun menyinari hati semua insan.

Anakku yang belum sempat hadir,

Mungkin Kamu datang terlambat, Nak..
Atau bahkan tidak datang.
Tapi Ibu tetap akan selalu mencintai Kamu.
Karena Ibu yakin Kamu ada.
Mungkin kamu menjadi bintang di langit dan setiap malam menyapa Ibu.
Teruslah berada di sana, Nak, jika memang itu tugasmu.
Dan jika suatu saat kamu lelah di langit kelam.
Pulanglah, Nak...
Ibu menantimu di sini.





Kalasan, 3 Desember 2015
My #3 gift for My December.


           












Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dongeng : Rahasia Hati Yupitra

Sebuah Cerita : Tentang Sebuah Cinta

Dongeng : Ketika Matahari dan Bulan Saling Mencintai