Sakitnya Merindumu



Semua terlihat kelam
Tanpa ada setitik cahaya pun terlihat
Hitam.....sungguh gelap yang sempurna
Malam-malam yang dingin terasa begitu panjang
Detik jarum jam terasa berjalan lambat
Seakan ia pun mulai lelah melangkah

Sendiri terpaku menatap pekat yang mengental
Membawa gundah hati yang kian menjerat
Dan rasa sesak dalam dada yang makin menusuk
Menggores sepotong hati yang merapuh

Lalu,
Air mata pun luruh tak tertahankan
Kala tiada kata yang terucap
Kala sebaris kalimat tak sempat tertulis
Kala penantian yang panjang tak jua berujung temu
Kala rindu yang menyesak mulai terasa menyakitkan

Di manakah kamu?
Ke manakah angin yang menghembus membawa bayangmu?
Tidakkah engkau tahu, aku selalu menantikan kabarmu?
Sampai kapankah kuharus menunggu dan menahan sakitnya merindukanmu?





Kalasan, 7 Desember 2015
My #7 gift for my December














Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dongeng : Rahasia Hati Yupitra

Sebuah Cerita : Tentang Sebuah Cinta

Dongeng : Ketika Matahari dan Bulan Saling Mencintai